Seminggu ini, udah tiga orang yang entah dalam rangka apa, tiba-tiba nanyain kabar blog ini. Wahaha, antara seneng punya pembaca setia dan malu juga karena tulisan yang...... 34^%@#!&NHJGfhewi^**#6 begini dibaca orang-orang.... x))
So, how's life?
New year, new life?
Buat saya, 2013 tahun yang lumayan berat ternyata. Beban kuliah makin berat, pake ditambah patah hati (lagi). Setelah 2 tahun maksa nyocok-nyocokin diri, berbekal dogma bahwa perbedaan berarti saling melengkapi dan yaudah jalanin dulu aja, ternyata ya... kalau nggak cocok yaudah nggak cocok aja. iya, perbedaan emang saling melengkapi, tapi at least you two have to have something in common yang bisa menyatukan kalian buat bisa bertahan. Iya, kita punya, tapi kalo segitu doang ternyata nggak cukup. You can't change people and you shouldn't try... either you accept who they are or start living without them.
And we chose the last one.
And the fact that he let me go easier than I expect, make me realize that... yaudah ini keputusan yang tepat, dari pada berjuang sendirian. he didn't love me that much though. or he never did?
Mengutip kata Eminem : Maybe our relationship isn't as crazy as it seems, maybe that's what happens when a tornado meets a volcano?
Ya nggak apa-apa, seseorang pernah bilang, kadang Tuhan menyelamatkan masa depan kita via patah hati yang teramat dalam.
Udah tau belom? Manusia itu makhluk yang absurd. Kita tahu kalau Tuhan menciptakan benda berpasang-pasangan, nggak pernah sendirian. kita berharap hubungan yang hanya akan terpisah maut, tapi ketika nggak berjalan seperti yang kita mau, kita mulai menyumpahi semua hal. kita, waktu, tempat, keadaan... lupa kalau yang bikin naskah drama di panggung kehidupan nyata ini siapa. bukan kita. Mau sekeras apa pun usaha, kalau bukan takdirnya yaudah. Nggak cocok jangan dipaksa-paksa.
Yang paling sulit dari semuanya ya, bagian memaafkan. terlebih memaafkan diri sendiri. Sampai hari ini pun, saya masih belum bisa memaafkan diri sendiri. Memaafkan dia juga, nggak akan pernah kayaknya. Tapi yaudah, everyone made mistakes. mungkin suatu hari nanti, tindakan ini adalah tindakan yang paling saya syukuri. Pada akhirnya, everything happens for a reason, right? cuma belom keliatan aja reason nya apaan.
Mengacu pada postingan yang lalu, bahwa nggak ada alesan bertahan kuliah di kampus ini saya selain dia dan cilok keju--yang mana sekarang cilok kejunya nggak jualan juga-- ..... ternyata saya masih bertahan bertahan aja sampe hari ini. masih hidup juga alhamdulillah, lebih bahagia kayaknya, seandainya nggak ada TA dan penelitian.
Well, you choose your own happiness. we can be happy, alone or with people. Someone said that real happiness is the happiness that shared with others. That's right. But what will you share if you aren't happy?
So here I am. being that "bagian kecil dari tumpukan file-file berdebu di atas lemari yang berada di dalam ruangan yang langit-langitnya penuh sarang laba-laba" ...again. Menunggu saat yang tepat buat buka hati lagi sambil skeptis dan nyinyir tentang segala cinta-cintaan bullshit poop meong, dan berharap akan ada orang yang tepat datang pada waktunya.
Ya tapi gimana mau dapet orang yang tepat kalo kerjaannya cuma skeptis dan nyinyir mulu. Ya udah saya kasih tau tadi di depan, manusia itu absurd.
So, how's life?
New year, new life?
Buat saya, 2013 tahun yang lumayan berat ternyata. Beban kuliah makin berat, pake ditambah patah hati (lagi). Setelah 2 tahun maksa nyocok-nyocokin diri, berbekal dogma bahwa perbedaan berarti saling melengkapi dan yaudah jalanin dulu aja, ternyata ya... kalau nggak cocok yaudah nggak cocok aja. iya, perbedaan emang saling melengkapi, tapi at least you two have to have something in common yang bisa menyatukan kalian buat bisa bertahan. Iya, kita punya, tapi kalo segitu doang ternyata nggak cukup. You can't change people and you shouldn't try... either you accept who they are or start living without them.
And we chose the last one.
And the fact that he let me go easier than I expect, make me realize that... yaudah ini keputusan yang tepat, dari pada berjuang sendirian. he didn't love me that much though. or he never did?
Mengutip kata Eminem : Maybe our relationship isn't as crazy as it seems, maybe that's what happens when a tornado meets a volcano?
Ya nggak apa-apa, seseorang pernah bilang, kadang Tuhan menyelamatkan masa depan kita via patah hati yang teramat dalam.
Yang paling sulit dari semuanya ya, bagian memaafkan. terlebih memaafkan diri sendiri. Sampai hari ini pun, saya masih belum bisa memaafkan diri sendiri. Memaafkan dia juga, nggak akan pernah kayaknya. Tapi yaudah, everyone made mistakes. mungkin suatu hari nanti, tindakan ini adalah tindakan yang paling saya syukuri. Pada akhirnya, everything happens for a reason, right? cuma belom keliatan aja reason nya apaan.
Mengacu pada postingan yang lalu, bahwa nggak ada alesan bertahan kuliah di kampus ini saya selain dia dan cilok keju--yang mana sekarang cilok kejunya nggak jualan juga-- ..... ternyata saya masih bertahan bertahan aja sampe hari ini. masih hidup juga alhamdulillah, lebih bahagia kayaknya, seandainya nggak ada TA dan penelitian.
Well, you choose your own happiness. we can be happy, alone or with people. Someone said that real happiness is the happiness that shared with others. That's right. But what will you share if you aren't happy?
So here I am. being that "bagian kecil dari tumpukan file-file berdebu di atas lemari yang berada di dalam ruangan yang langit-langitnya penuh sarang laba-laba" ...again. Menunggu saat yang tepat buat buka hati lagi sambil skeptis dan nyinyir tentang segala cinta-cintaan bullshit poop meong, dan berharap akan ada orang yang tepat datang pada waktunya.
Ya tapi gimana mau dapet orang yang tepat kalo kerjaannya cuma skeptis dan nyinyir mulu. Ya udah saya kasih tau tadi di depan, manusia itu absurd.
- 6:01:00 PM
- 0 Comments